Obsidian Hijau Biru
Aku menemukan semesta di dalamnya, serupa warna-warni pekat nebula yang menyambutku dalam iris matamu yang hitam.
Bagaimana?
Sebagaimana aku menemukan kerlip hijau biru di obsidian hitam kelam.
E n t a h.
Aku mencicip rasa aman, mencecap kepercayaan. Menemukan rasa familiar—
(Hei, aku bahkan tidak mengenalmu!)
Memori membludak, kenangan menyapa. Antara dua insan tanpa identitas, mau apa?
Lewat tatapan, pesan tersampaikan.
Seperti aku pernah menyayangimu di eksistensi yang lain?
(Ya, ya. Aku memang klise.)
Aku dan kamu, ada memori mengenai citra kita. Sekilas, tapi nyata. Sekejap, namun tak kunjung mau pergi dari kepala. Laksana kerlip turkois dalam obsidian gelap temaram.
D e j a vu?
Kilasan.
Bagaimana?
Sebagaimana aku menemukan kerlip hijau biru di obsidian hitam kelam.
E n t a h.
Aku mencicip rasa aman, mencecap kepercayaan. Menemukan rasa familiar—
(Hei, aku bahkan tidak mengenalmu!)
Memori membludak, kenangan menyapa. Antara dua insan tanpa identitas, mau apa?
Lewat tatapan, pesan tersampaikan.
Seperti aku pernah menyayangimu di eksistensi yang lain?
(Ya, ya. Aku memang klise.)
Aku dan kamu, ada memori mengenai citra kita. Sekilas, tapi nyata. Sekejap, namun tak kunjung mau pergi dari kepala. Laksana kerlip turkois dalam obsidian gelap temaram.
D e j a vu?
Kilasan.
Comments
Post a Comment