F untuk Frienemie
Aku
berjanji padamu.
Aku
akan selalu berada di pihakmu, apapun yang terjadi.
Yah,
kuakui, aku memang cukup senang berada di dekatmu. Kamu orang yang lucu dan
menyenangkan. Kamu pandai menghibur orang dan adalah teman yang baik. Kamu juga
cerdas dan tegas jika dibutuhkan.
Masalahnya bukan itu.
Aku dan kamu memiliki begitu banyak persamaan.
Begitu banyak, hingga kadang terada
mengerikan. Cara berpikir kita terlalu mirip, gestur kita terlalu persis. Latar
belakang kita begitu serupa sehingga rasanya aku bisa membaca pikiranmu.
Dan sebaliknya.
Padahal
seharusnya pikiranku menjadi milikku sendiri. Menjadi kunci timku, dan rencana
kami jelas akan terkuak jika kamu ada di pihak lawan.
Itulah
sebabnya.
Selain
itu, aku dan kamu begitu sebanding. Bila kita berada di pihak yang berlawanan,
kita akan saling menghancurkan hingga binasa pada akhirnya, alih-alih
mengalahkan satu sama lain.
Kamu
memang teman yang baik, tapi kamu juga musuh yang berbahaya. Aku lega tidak
memilikimu sebagai lawanku. Aku tidak ingin menentangmu. Lebih baik kita
berjuang bersama-sama—atau hancur bersama sekalian.
Aku
tidak ingin kita berpisah jalan. Aku tidak ingin kamu menepuk bahuku dan
berkata “Jaga dirimu,” dengan maksud aku harus menjaga diriku darimu. Aku tidak
ingin pada akhirnya aku harus mengucap “Hati-hati,” padamu karena aku juga
lawan yang sangat berbahaya.
Jadi,
bukan masalah eksistensimu di sekitarku. Namun apapun yang terjadi, aku harap
kamu juga berjanji kamu akan selalu di pihakku.
Karena
aku dan kamu adalah partner dengan tingkat sinkronisasi luar biasa, sekaligus
musuh yang begitu berbahaya bagi satu sama lain.
Best regards,
Zinnia Ginevra
(p.s: Aku sungguh bersyukur memiliki kamu sebagai timku, well, saat ini. Sungguh).
(p.s: Aku sungguh bersyukur memiliki kamu sebagai timku, well, saat ini. Sungguh).
Comments
Post a Comment