Mengusir Awan Gelap: Tidak Perlu Lagi

Malam ini, setelah sekian lama, aku tidak lagi ingin awan gelapnya pergi.

Biar saja dia kemari. Biar saja dia kembali. Aku toh tidak punya apa-apa lagi.

Kaku; sesak. Sulit menarik nafas, tapi toh tidak ingin juga.

Aku tidak ingin bangun lagi.

Please? Please? Please?

Sudahi saja. Tolong sampai di sini. Tidak mau lanjut lagi. Tidak. Mau. Dengar kataku, malaikat maut, siapapun namamu?

Aku tidak mau lagi ada di sini. Tidak punya alasan lagi. Ingin pulang. Ingin sekali, jangan cegah aku.

Setitik dari aku mengharapkan mukjizat, namun sisanya menyerah. Biar terbang saja nyawaku dibawa angin. Biar lenyap saja jiwaku dibawa mimpi.

Aku betul-betul tidak ingin bangun lagi. Biarlah nafasku sesak, toh aku tidak mau. Biarlah badanku kaku, toh aku tidak butuh.

Tidak mau lagi. Tidak mau. Tolong ambil nyawaku, dengan cara paling tidak menyakitkan yang kamu tahu. Sisipkan racun pada makananku, dan aku akan berterima kasih padamu. Dorong aku ke rel kereta, dan kamu akan jadi sahabatku selamanya.

Aku betul-betul mau pergi. Tolong. Tolong. Ya? Kabulkan pintaku, ya? Sekali ini saja, terakhir ini saja.

Comments

Popular Posts